Diabetes Mellitus Tipe 2, lebih kurang diderita 650.000 anak Indonesia . Gaya hidup tidak sehat dan seimbang
memicu peningkatan jumlah Diabetes Mellitus di Indonesia. Departemen
Kesehatan mencatat sedikitnya 13 juta penduduk Indonesia mengidap Diabetes Mellitus (DM). Lima persen di antaranya atau sekitar 650.000 orang masih
anak-anak, yang umumnya mengidap DM tipe 2. DM tipe 2 disebabkan oleh gaya
hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan resistensi insulin.
Saat ini, DM tipe 2 merupakan jenis
diabetes yang paling banyak ditemukan. Jika dulu DM tipe 2 dihubungkan dengan
usia lanjut, sekarang dapat menyerang sejak usia anak-anak, remaja, dan usia
dewasa. Anak-anak sekarang yang banyak makan makanan tidak sehat dan kurang
bergerak rawan mengidap DM tipe 2.
Orangtua harus memperhatikan
kebiasaan makan dan aktivitas fisik anaknya di rumah. Selain itu, orangtua juga
harus memperhatikan perkembangan berat badan anaknya. Anak yang terindikasi
menderita DM biasanya sering cepat lapar dan haus, buang air kecil banyak, dan
berat badannya tidak pernah naik. Kalau melihat gejala-gejala tersebut haruslah
hati-hati. Coba ajak anak untuk memeriksa kadar gula darahnya. Kadar gula darah
yang normal pada anak sama dengan kadar gula yang normal bagi orang dewasa,
yakni berkisar 100-140 mg/dl.
Peningkatan jumlah pengidap DM cukup tinggi. Secara nasional,
rata-rata pengidap naik 5,7 persen. Namun, di beberapa kota besar seperti
Jakarta, peningkatan jumlah pengidap bisa mencapai 12 persen per tahun. Kondisi ini memprihatinkan karena angka kematian akibat diabetes cukup tinggi.
Di seluruh dunia, rata-rata enam orang meninggal setiap menit akibat komplikasi
diabetes. Bahkan, ada kemungkinan jumlah
penderita DM di Indonesia lebih banyak dari yang terdata di Departemen
Kesehatan.
Pengidap DM juga rawan terkena osteoporosis. Kadar gula yang tinggi pada darah
memacu hormon yang mengurangi tingkat kepadatan tulang. Jika dibiarkan,
penderita DM akhirnya akan terkena osteoporosis dan mudah patah tulang.