Sabtu, 11 Agustus 2012

Kolesterol dan Diabetes


Kolesterol biasanya melekat pada  seputar makanan lezat, berat badan yang berlebihan, dan usia. Kolesterol cenderung dikenal sebagai sesuatu yang negatif dan harus dihindari.

http://jamugodogonline.blogspot.com/

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk berbagai fungsi di dalam tubuh, salah satunya membentuk dinding sel.
Kolesterol yang berada dalam zat makanan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, tetapi tetap aman  sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, dan dianggap sebagai pembawa  (carrier) kolesterol dalam darah.


Apakah kolesterol berbahaya?

Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.

Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)
Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang.
HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Trigliserida
Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah Trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak.
Tingginya kadar trigliserida (TG) dapat dikontrol dengan diet rendah karbohidrat.

Kolesterol dan Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
Diabetes Mellitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (Aterogenik).
Pada penderita Diabetes Mellitus kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserebrovaskular. Pasien Diabetes Mellitus sangat penting untuk menekan kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/ dL. Hal ini disebabkan karena Diabetes Mellitus adalah kondisi yang dianggap sama dengan orang yang terkena penyakit jantung koroner. Bahkan pada pasien Diabetes Mellitus yang sudah terkena penyakit jantung koroner, target LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL.
Kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.

Mengendalikan Kolesterol
Kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) memang tidak terlihat dan seringkali tidak bergejala, kecuali dengan melakukan Check Up (periksa darah) secara berkala paling tidak 6 bulan sekali setelah berkonsultasi kesehatan dengan dokter.
Namun demikian kolesterol harus tetap dikontrol dengan memiliki gaya hidup yang sehat seperti:
  • diet rendah lemak
  • berhenti merokok
  • berat badan yang seimbang
  • olah raga teratur
Jika segala upaya yang telah dilakukan tetap tidak mencapai target LDL yang dianjurkan, maka obat dapat dijadikan sebagai alternatif lain.

Pemeriksaan Berkala
Untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah, sebaiknya pemeriksaan laboratorium dilakukan secara berkala, paling tidak setiap 6 bulan. Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah, dapat dilakukan dengan melakukan tes di laboratorium setelah puasa +/- 10 jam. Ada yang tidak perlu puasa (LDL direct & HDL) dan ada yang perlu puasa (TG & Kolesterol).
Adapun nilai normal laboratorium untuk kolesterol adalah sebagai berikut:

Kolesterol LDL
Nilai normal kolesterol LDL bergantung kepada jumlah faktor risiko seseorang yang terhadap PJK. Semakin banyak jumlah faktor risikonya, maka semakin rendah kolesterol LDL yang harus diturunkan.
- Jika jumlah faktor risiko PJK 0-1, maka target kolesterol LDL < 160 mg/ dl – Jika jumlah faktor risiko PJK >2, maka target kolesterol LDL < 130 mg/ dl

- Jika seseorang ada riwayat PJK ataupun Diabetes, maka target kolesterol LDL < 100 mg/dl Kolesterol HDL : > 40 mg/ dl
Trigliserida        : < 150 mg/dl
Kolesterol Total : < 200 mg/dl