Minggu, 02 September 2012

Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes Melitus Tipe 1


Fakta membuktikan, setiap 10 detik satu orang meninggal karena komplikasi diabetes dan dalam waktu bersamaan ditemukan dua penyandang diabetes baru.

Data lain menunjukkan, lebih dari 80 juta diabetesi (orang dengan diabetes) berada di wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara. Di seluruh dunia, diabetes melitus (DM) membunuh lebih banyak manusia dibanding HIV/AIDS.

Sedemikian besarnya angka kejadian dan kematian akibat penyakit terkait kadar gula darah itu. Sejak 2007, badan dunia PBB menjadikan 14 November sebagai Hari PBB untuk Diabetes (UN World Diabetes Day).

Diabetes merupakan penyakit kronis non infeksi dan tidak menular pertama yang diangkat PBB. Sebelumnya, PBB hanya menetapkan Hari TBC, Malaria, dan HIV/AIDS, yang merupakan penyakit infeksi dan menular. Di Indonesia hari Diabetes Nasional diperingati tanggal 12 Juli.

Angka penyandang penyakit yang populer dengan sebutan kencing manis itu memang cukup fantastis, menempati urutan keempat terbesar di dunia. Pada 2006 ditemukan 14 juta diabetesi. Dari 50% yang sadar mengidapnya, hanya 30% yang rutin berobat. WHO memperkirakan, pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia terkena diabetes.

Ada empat tipe diabetes, yaitu tipe 1, tipe 2, tipe lain (disebabkan adanya penyakit atau faktor lain), dan DM pada kehamilan (gestasional). Diabetes tipe 1 bisa dialami sejak kanak-kanak atau remaja dan harus mendapat asupan insulin rutin seumur hidup (baik melalui injeksi maupun inhalasi). Sementara itu, diabetes tipe 2 umumnya dialami orang dewasa dan tidak terkait insulin.

DM tipe 2 merupakan yang terbanyak, yaitu sekitar 95% dari keseluruhan kasus DM. Selain faktor genetik, juga bisa dipicu oleh lingkungan yang menyebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat, seperti makan berlebihan (berlemak dan kurang serat), kurang aktivitas fisik, stres.
Obesity atau Obesitas


Kegemukan adalah faktor kunci terjadinya DM tipe 2. Aspek genetik memang tidak dapat dicegah, tapi gaya hidup bisa diubah. DM tipe 2 sebenarnya dapat dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup sehat, seperti makanan sehat dan aktivitas fisik teratur. Namun seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup, seperti konsumsi menu junk food yang tinggi kolesterol serta malas bergerak akibat terlalu mengandalkan transportasi dan teknologi yang kian canggih.

DM tipe 2 biasanya ditemukan pada orang dewasa usia 40 tahun ke atas, namun sekarang menyerang di usia lebih muda. Sebelumnya termuda 20 tahun, sekarang ada anak usia 8 tahun sudah terkena diabetes.

Upaya terbaik yang harus dilakukan adalah pencegahan dengan mendiagnosis prediabetes sejak dini. Sebab kalau sudah telanjur kena, sangat sulit mengobatinya. Komplikasinya pun beragam, seperti kerusakan pembuluh darah dan saraf, infeksi (gangren kaki), gigi goyang atau tanggal, hipoglikemi (kadar gula darah terlalu rendah), impoten, penyakit jantung, stroke, hingga kebutaan.

Jika sudah terkena diabetes, kadar gula harus dijaga dan dipertahankan sebaik mungkin. Selain berolahraga, pengaturan pola makan berperan penting. Bentuk penanganannya ada yang bersifat primer (mencegah jangan sampai menjadi diabetes), sekunder (jangan sampai terjadi komplikasi),dan tersier (jangan sampai terjadi kecacatan).

Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan. Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi kunci utama.