Retinopati Diabetik merupakan gangguan mata akibat efek dari diabetes. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah
yang memberi makan retina.
Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat
retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain
itu terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang
daerah yang sehat.
Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati
lensa mata. Cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan
dibawa ke otak oleh saraf optik.
Bila
pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina,
bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin
berat jika cairan yang bocor mengumpul di fovea, pusat retina yang
menjalankan fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan kabur
saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan
mata.
Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan
vitreus, materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah
mata. Hal ini menyebabkan cahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak
sampai ke retina atau mengalami distorsi. Jaringan parut yang terbentuk
dari pembuluh darah yang pecah di korpus vitreum dapat mengerut dan
menarik retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata.
Pembuluh darah bisa muncul di iris (selaput pelangi mata) menyebabkan
glaukoma.
Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen orang yang menderita diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata.
Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop serta angiografi fluoresen
yaitu foto rontgen mata menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui
kebocoran pembuluh darah.
Pengobatan dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu,
penggunaan sinar laser untuk menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga
tidak terbentuk pembuluh darah abnormal yang rapuh. Selain itu bisa
dilakukan vitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi
darah dan menggantinya dengan cairan jernih.
Penderita retinopati hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai kepala di bawah.
Menderita diabetes bukan berarti kiamat. Penderita diabetes bisa hidup secara wajar dan normal seperti orang- orang yang bukan penderita diabetes. Bedanya, penderita diabetes harus disiplin mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat di atas normal untuk jangka waktu panjang.
Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang
dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis-terjadi
pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam
darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi
baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah
kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur
metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa
menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.
Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM
tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor
insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit
glukosa yang berhasil masuk sel.
Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa
menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak
pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai komplikasi.
Tiga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu, banyak minum, banyak kencing, dan berat badan turun. Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh.
Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di
malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan
kulit, bisul atau luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan
keputihan pada perempuan.
Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes
bisa menimbulkan berbagai komplikasi akibat gangguan pembuluh darah,
gangguan bisa terjadi pada pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah
mata (gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung (penyakit jantung
koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta pembuluh darah
kaki (luka yang sukar sembuh/gangren). Penderita juga rentan infeksi,
mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.